Minggu, 03 Januari 2010

Bagaimana Mengubah Liabilitas Menjadi Aset, bag.1

Disini saya sedang belajar... belajar mengubah liabilitas dalam hidup menjadi aset.

Banyak orang suka makan buah, termasuk keluarga saya. Kadang saya suka membeli buah per karton dari teman yang adalah pedagang buah untuk mendapat harga lebih murah. Saya sendiri lebih termasuk karnivora dan penyuka fast food.
Nah, ada 2 liabilitas disini: pertama, saya pemakan daging & fast food, yang kebanyakan melewati proses deep fried, yang notabene tidak baik buat kesehatan (terbukti kolesterol saya tinggi bgt, pernah hampir 400!); kedua, di satu sisi membeli buah dengan harga miring itu bagus, tapi di sisi lain saya konsumtif karena membeli dalam jumlah besar padahal tidak dibutuhkan sebanyak itu.

Jadi bagaimana mengubah kebiasaan liabilitas tsb menjadi aset?

Yang pertama cukup dengan menahan nafsu, kalau ke mal mencium bau harum ayam goreng bapak keriput harus bisa menahan diri untuk tidak beli. Langkah kedua, mulai perbanyak konsumsi sayur dan buah.

Untuk yang kedua sedikit lebih rumit. Sebelum membeli buah yang saya inginkan, saya tanya dulu siapa yang juga mau. Setelah terkumpul, saya beli, saya jual sebagian, saya makan sebagian. Jadi saya bisa makan buah dengan gratis atau malah dapat untung. Dan akhirnya menjadi salah satu hikmat untuk memulai usaha.

Ada yang mau berbagi buah dengan saya??? Telp saja 021-98622725

***

Bukan Sekedar Teori

Ada banyak hal penting yang saya dapatkan sewaktu mengikuti pelatihan wirausaha. Saya akan bagikan melalui blog ini setiap kali saya sudah mulai mempraktekkannya. Jadi biar saya tidak menulis teori saja.

Yang pertama adalah LIABILITAS vs ASET

Kalau yang pernah ikut bisnis jaringan atau asuransi, kemungkinan besar pernah membaca buku karangan Robert Kiyosaki. Ada penjelasan panjang lebar mengenai liabilitas & aset. Singkatnya begini,
Liabilitas: sesuatu (yang terlihat & tidak terlihat) yang menggerogoti kehidupan kita.

Aset: sesuatu (yang terlihat & tidak terlihat) yang mendatangkan keuntungan/hal positif dalam kehidupan kita.
Sesuatu yang terlihat bisa berupa benda, materi, termasuk diri seseorang dan yang tidak terlihat misalnya pola pikir, karakter.

Hal yang sam
a bisa menjadi aset atau liabilitas buat kehidupan kita, mis. Handphone. Handphone (HP) kalau dipakai hanya sekedar mengikuti mode atau buat chit chat, gosip yang mengeluarkan banyak rupiah, sudah jelas HP tsb adl liabilitas. Tapi jika dengan membeli BB omset penjualan jadi meningkat karena penggunaan fasilitas secara maksimal, maka HP tsb menjadi aset.

Jadi dalam berbelanja sekarang, saya semakin menimbang "apakah hal ini akan jadi aset atau liabilitas dalam hidup saya?", "apakah waktu saya sudah produktif saat ini?", "mana karakter yang merugikan diri sendiri dan orang lain?" (disini peran istri sangat menolong :D)

HP nya bisa buat nonton TV ga??

***